Sabtu, 22 September 2012

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI


BAB 1 
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Keberhasilan menyusui bukan sesuatu yang datang dengan sendirinya, tetapi merupakan keterampilan yang perlu diajarkan. Agar ibu berhasil menyusui, perlu dilakukan berbagai kegiatan dan penyuluhan saat antenatal, internal dan postnatal (Prawirohardjo, 2008). Bayi baru lahir, merupakan sasaran utama dan pertama pemberian ASI (Air Susu Ibu).
Sebab apabila dari awal tidak dikenalkan dengan ASI, maka proses pemberian ASI selanjutnya dapat terhambat bahkan gagal, padahal banyak masalah yang seharusnya tidak terjadi pada bayi apabila ia diberi ASI. Misalnya diare, kelebihan berat badan, malnutrisi, berbagai penyakit infeksi. Kesulitan menyusui pada umumnya terjadi pada ibu yang baru pertama kali melahirkan.

Disamping merupakan sebuah pengalaman yang baru, ibu juga biasanya canggung saat menggendong bayinya bahkan panik bila menangis keras karena sesuatu hal. Sebaliknya, bayi yang baru lahirpun harus belajar cara menyusui yang benar yaitu puting susu dan 90 % areola mamae masuk kedalam mulut dan kemudian lidahnya melakukan gerakan menghisap (Lubis, 2011).

Sering kali kegagalan menyusui disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya perawatan payudara dalam persiapan menyusui. Masalah payudara yang bisa mengganggu proses menyusui seperti yang dijelaskan oleh dr. Hj. Hasnah Siregar, SpOG diantaranya adalah puting rata, puting lecet, puting susu nyeri, payudara bengkak, saluran tersumbat, mastitis, abses payudara (Arif, 2009).
Penelitian yang dilakukan Di Polindes Pulungdowo Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang, menemukan sebanyak (43,3%)  ibu yang melakukan perawatan payudara sesuai prosedur dan (56,7%) ibu yang tidak melakukan perawatan payudara sesuai prosedur. Ibu yang dengan  produksi ASInya lancar sebanyak (66,7%) dan dengan  ASI yang kurang sebanyak (33,3%).
Produksi ASI yang kurang dipengaruhi oleh perawatan payudara yang dilakukan ibu tidak sesuai prosedur (Grahacendikia, 2011). Penelitian dari Dian Nur Susanti, mengemukakan bahwa pada tahun 2006 tentang kegagalan dalam menyusui pada bayi berusia 3 hari – 2 bulan terdapat dua faktor pencetus kegagalan.
Salah satunya  adalah produksi ASI dimana Total dari 32 orang responden didapatkan 19 orang (59,38%) produksi ASI nya buruk dan 13 orang lagi (40,62%) merupakan produksi ASI yang baik  (Lubis, 2011). Jumlah ibu menyusui Posyandu dusun Blimbing Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo Di Wilayah kerja puskesmas Sukorejo berjumlah 40 orang.
 Berdasarkan studi pendahuluan dari 10 ibu menyusui Di Posyandu Dusun Blimbing Wilayah Kerja Puskesmas Sukorejo Kecamatan Sukorejo, variable independent didapatkan 3 responden (30%) perawatan payudara baik, 5 respnden (50%) perawatan payudara cukup dan 2 responden (20%) perawatan payudara kurang.
variable dependen didapatkan 2 responden (20%) produksi asinya baik, 7 respnden (70%) produksi asinya cukup dan 1 responden (10%) produksi asinya kurang. Permasalahan yang didapat Di Posyandu Dusun Blimbing Wilayah Kerja Puskesmas Sukorejo Kecamatan Sukorejo diantaranya puting lecet, puting nyeri dan ibu merasa ASInya kurang lancar.
Dimana ibu yang melakukan perawatan payudara dan beberapa faktor yang perlu diperhatikan pada ibu menyusui dapat mempengaruhi produksi ASI. Pengeluaran ASI yang tidak cukup juga mempengaruhi bayi menolak, karena tidak puas; hal ini tentu tidak tepat karena produksi ASI bersifat supply based on demand.
ASI akan diproduksi sesuai dengan jumlah ASI yang dikeluarkan dari payudara (baik melalui pelekatan langsung oleh bayi maupun melalui kegiatan memerah ASI dengan tangan atau pompa). Yang lebih sering terjadi adalah bahwa ASI keluar tersendat-sendat, hal ini dapat membuat bayi menjadi tidak sabar dan marah (Ambarwati, 2010).
Para ibu yang mengeluh tidak dapat menyusukan bayinya karena produksi ASI yang sedikit. Padahal kalau diperhatikan keadaan fisik dan psikologis ibu baik dan struktur payudara ibu secara anatomis baik. Namun kenyataannya kegagalan menyusui masih terjadi (Lubis, 2011). Ibu yang melakukan perawatan payudaara dapat mempengaruhi cepat lambatnya keluarnya ASI.
Sehingga perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa menyusui, karena payudara merupakan satu-satunya penghasil ASI (Grahacendikia, 2011). Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan perawatan payudara dengan produksi ASI pada ibu menyusui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar