BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan menyusui bukan sesuatu yang datang dengan
sendirinya, tetapi merupakan keterampilan yang perlu diajarkan. Agar ibu
berhasil menyusui, perlu dilakukan berbagai kegiatan dan penyuluhan saat antenatal, internal dan
postnatal (Prawirohardjo, 2008). Bayi baru lahir, merupakan sasaran utama dan
pertama pemberian ASI (Air Susu Ibu).
Sebab apabila dari awal tidak dikenalkan dengan ASI, maka
proses pemberian ASI selanjutnya dapat terhambat bahkan gagal, padahal banyak
masalah yang seharusnya tidak terjadi pada bayi apabila
ia diberi ASI. Misalnya diare,
kelebihan berat badan, malnutrisi, berbagai penyakit infeksi. Kesulitan
menyusui pada umumnya terjadi pada ibu yang baru pertama kali melahirkan.
Disamping merupakan sebuah pengalaman yang baru, ibu juga
biasanya canggung saat menggendong bayinya bahkan panik bila menangis keras
karena sesuatu hal. Sebaliknya,
bayi yang baru lahirpun harus belajar cara menyusui yang benar yaitu puting
susu dan 90 % areola mamae masuk kedalam mulut dan kemudian lidahnya melakukan
gerakan menghisap (Lubis, 2011).
Sering kali kegagalan menyusui disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya
perawatan payudara dalam persiapan
menyusui. Masalah payudara yang bisa mengganggu proses menyusui seperti yang dijelaskan oleh dr. Hj. Hasnah Siregar, SpOG diantaranya adalah puting rata, puting lecet, puting
susu nyeri, payudara bengkak, saluran tersumbat, mastitis, abses payudara (Arif, 2009).
Penelitian yang dilakukan Di Polindes
Pulungdowo Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang, menemukan sebanyak (43,3%)
ibu
yang melakukan perawatan payudara sesuai prosedur dan (56,7%) ibu yang tidak melakukan perawatan
payudara sesuai prosedur. Ibu yang
dengan produksi ASInya lancar sebanyak (66,7%) dan dengan ASI yang kurang
sebanyak (33,3%).
Produksi
ASI yang kurang dipengaruhi oleh perawatan payudara yang
dilakukan ibu tidak sesuai prosedur (Grahacendikia, 2011). Penelitian dari
Dian
Nur Susanti, mengemukakan bahwa pada
tahun 2006
tentang kegagalan dalam menyusui
pada
bayi berusia 3 hari – 2 bulan terdapat dua faktor pencetus kegagalan.
Salah satunya adalah produksi ASI dimana Total dari 32 orang responden
didapatkan 19 orang (59,38%)
produksi ASI nya buruk dan 13 orang lagi (40,62%) merupakan produksi ASI yang
baik (Lubis,
2011). Jumlah ibu
menyusui Posyandu dusun Blimbing Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo Di Wilayah kerja puskesmas
Sukorejo berjumlah 40 orang.
Berdasarkan studi pendahuluan dari 10 ibu menyusui Di Posyandu Dusun Blimbing
Wilayah Kerja Puskesmas Sukorejo
Kecamatan Sukorejo, variable independent didapatkan
3 responden (30%) perawatan payudara baik, 5 respnden (50%) perawatan payudara
cukup dan 2 responden (20%) perawatan payudara kurang.
variable dependen didapatkan
2 responden (20%) produksi asinya baik, 7 respnden (70%) produksi asinya cukup
dan 1 responden (10%) produksi asinya kurang. Permasalahan yang didapat Di
Posyandu Dusun Blimbing Wilayah
Kerja Puskesmas Sukorejo Kecamatan Sukorejo diantaranya puting lecet, puting nyeri dan ibu merasa
ASInya kurang lancar.
Dimana ibu yang melakukan perawatan payudara dan beberapa faktor yang perlu diperhatikan pada ibu
menyusui dapat mempengaruhi produksi
ASI.
Pengeluaran ASI yang tidak cukup juga mempengaruhi bayi menolak, karena tidak
puas; hal ini tentu tidak tepat karena produksi ASI bersifat supply based on demand.
ASI akan diproduksi sesuai dengan jumlah ASI yang
dikeluarkan dari payudara (baik melalui pelekatan langsung oleh bayi maupun
melalui kegiatan memerah ASI dengan tangan atau pompa). Yang lebih sering
terjadi adalah bahwa ASI
keluar tersendat-sendat, hal ini dapat membuat bayi menjadi tidak sabar dan
marah (Ambarwati, 2010).
Para ibu yang mengeluh tidak dapat menyusukan bayinya karena
produksi ASI yang sedikit. Padahal
kalau diperhatikan keadaan fisik dan psikologis ibu baik dan struktur payudara ibu secara
anatomis baik. Namun
kenyataannya kegagalan menyusui masih terjadi (Lubis, 2011). Ibu yang melakukan
perawatan payudaara dapat mempengaruhi cepat lambatnya keluarnya ASI.
Sehingga perawatan
payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa menyusui, karena
payudara merupakan satu-satunya penghasil ASI (Grahacendikia, 2011). Berdasarkan latar belakang diatas maka
penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan perawatan payudara dengan produksi ASI pada ibu
menyusui”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar