BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan edukatif. Nilai
edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik.
Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan belajar mengajar yang dilakukan,
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran
dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara
sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pengajaran.
Dalam proses pembelajaran selalu ditentukan interaksi
yaitu dua hubungan dua arah (timbal balik) antara guru dan peserta didik.
Seorang pendidik adalah sosok yang terlibat langsung dalam setiap proses
pendidikan yang langsung berhubungan dengan pesrta didik, karena itu guru
adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas hasil pembelajaran. Menyadari
hal tersebut maka guru perlu meningkatkan kualitas pendidikan yang perlu
diperhatikan antara lain pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas
pembelajaran dan eketivitas pembelajaran.
Maka
diharapkan peserta didik tidak mengambil bagian yang kecil dalam proses pembelajaran.
Peserta didik diharapkan berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan diri. Namun pada kenyataan
selama ini peserta didik justru berperan sebagai sumber informasi Kenyataan
selama ini pesserta didik justru berperan sebagai sumber informasi dari guru
yang bertindak sebagai sumber informasi. Kenyataan seperti ini peserta didik
merasa enggan untuk melakukan keaktifan dalam proses pembelajaran yang sedang
berlangsung.pengajaran secara lisan adalah teknik yang dilakukan oleh kebanyakan
guru dengan memberikan penjelasan panjang lebar tanpa adanya umpan balik
sehingga peserta didik hanya menjadi pendengar yang pasif,sehingga peserta
didik sulit menangkap makna dan tujuan pembelajaran tersebut.
“Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat
dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak dan
bergerak”(Uno,2008:3). Dengan demikian,
motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha
mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.
Motivasi merupakan salah satu syarat penting dalam
belajar. Menurut Martinis Yamin bahwa “Motivasi tumbuh didorong oleh kebutuhan
(need) seseorang”( Martinis,2006:80).
“Memberikan motivasi kepada
siswa berarti kita memberdayakan afeksi mereka agar dapat melakukan sesuatu,
melalui penguatan langsung (eksternal),
penguatan pengganti dan penguatan diri sendiri”(Martinis,2006:80). Hakikat
motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang
sedang belajar untuk mengadakan peubahan tingkah laku pada umumnya dengan
beberapa indikator meliputi:
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil;
2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar;
3 Adanya harapan dan cita-cita masa
depan;
4. Adanya penghargaan dalam belajar;
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar;
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga
memungkinkan seseorang dapat belajar dengan baik (Uno,2008:31).
Penulis memilih Bahasa Indonesia karena Bahasa memiliki
peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta
didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam memepelajari semua bidang
studi.Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar
, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil
karya kesastraan manusia Indonesia. Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia agar peserta didik memiliki kemamapuan :
1.
Berkomunikasi secara
efektif dan efektifitas sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis
2.
Menghargai dan bangga
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara
3.
Memahami bahasa indonesia
dan mengguanakan dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan
4.
Mengguanakan bahasa
indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional
dan sosial
5.
Menikmati dan memanfaatkan
karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa
6. Menghargai dan membanggakan sastra indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia (KTSP MI Ma’arif Nurul Hasan,2010:62-63).
Permasalahan yang dihadapi “Materi Bahasa Indonesia lebih
berfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif), dan minim dalam pembentukan
sikap (afektif), pengamalan (psikomotorik), juga kurangnya keikutsertaan guru
mata pelajaran lain dalam memberi motivasi kepada peserta didik untuk
mempraktikkan nilai-nilai Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari serta
lemahnya sumber daya guru dalam pengembangan pendekatan, metode yang
variatif”(Uno,2008:47-48).
Dalam pergaulan sehari-hari di sekolah maupun di rumah peserta didik
kurang sekali menghargai yang tua terutama kepada guru dan orang yang lebih
tua, guru di sekolah dianggap sebagai teman bermain, kurang ada rasa hormat dan
kepada yang lebih kecil rasa menyayangi juga masih kurang yang ada sifat
individualis masih menonjol. Disamping itu data yang peneleti peroleh dari
daftar nilai hasil ulangan peserta didik secara klasikal rata-rata hanya 63,8 masih jauh dibawah kriteria
ketuntasan minimal yang harus dicapai yaitu 85% siswa harus memperoleh nilai
70.
Untuk menyikapi hal tersebut seharusnya guru menyajikan
materi dikemas dengan menggunakan metode tertentu agar siswa termotivasi untuk
mengikuti pelajaran. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia guru kurang kreatif,
sering mengikuti pelatihan-pelatihan tetapi belum diterapkan dalam pembelajaran
dan hanya menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang tertarik dan kurang
aktif dalam pembelajaran serta mengalami kesulitan dalam memahami materi. Guru
hanya mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan saja dan guru tidak
menghubungkan bahan pelajaran dengan kebutuhan pesrta didik. Peserta didik
sendiri kurang antusias dalam mengikuti pelajaran, selama ini peserta didik
masih kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat
saat guru mengajar masih dijumpai
peserta didik yang tidak memperhatikan saat guru menyampaikan materi, tidak ada
respon saat diberi pertanyaan. Dari madrasah sendiri kurang tersedianya
sumber-sumber belajar, fasilitas-fasilitas belajar kurang, motivasi untuk guru
masih kurang, serta kurang disiplin dalam melaksanakan tata tertib.
Dengan kondisi tersebut di atas maka penulis akan
melakukan penelitian dengan menerapkan pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) dengan metode GI (group investigation). Kelebihan dari ini
adalah siswa terlibat aktif dalam
pembahasan materi, suasana belajar lebih hidup dan interaktif sosial antar
siswa terjalin dengan baik. Dengan suasana KBM tersebut harapan penulis, siswa
termotivasi untuk menyerap materi pelajaran dengan baik, “Siswa akan giat
belajar bila ia tahu akan berhasil dan bermanfaat baginya”(Mansur,1997:109).
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil judul skripsi “Penggunaan Metode GI (Group Investigation) untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Bahasa Indonesia di Kelas III MI
Ma’arif Nurul Hasan Singgahan Pulung Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011”.
SELENGKAPNYA:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar