Sabtu, 22 September 2012

SIKAP IBU HAMIL UNTUK MENCEGAH KOMPLIKASI KEHAMILAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari hari pertama haid terakhir. Komplikasi kehamilan adalah kegawat daruratan obstetrik yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi (Prawirohardjo, 2000). Kematian ibu dalam proses reproduksi merupakan tragedi yang mencemaskan, karena keberadaan seorang ibu merupakan tonggak utama untuk tercapainya keluarga yang sejahtera dan kematian seorang ibu merupakan suatu bencana bagi keluarganya (Nerseri Barus, USU 2001) . Untuk itu, sikap ibu dalam mencegah komplikasi kehamilan atau untuk mengurangi komplikasi kehamilan secara dini yaitu harus melakukan pemeriksaan rutin sesuai anjuran petugas kesehatan (Dokter,Bidan). Agar ibu, suami, dan keluarga dapat mengetahui secepatnya cara mencegah komplikasi kehamilan dan jika ada masalah yang timbul dalam kehamilan (Depkes RI, 2009) .
Mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-50%. Kematian wanita subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Tahun 1996 WHO (Word Healty Organizasion) memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin sebenarnya lebih dari 50% kematian di negara berkembang (Prawirohardjo, 2002). Ibu hamil di negara-negara Afrika dan Asia selatan menghadapi komplikasi kehamilan saat hamil dan melahirkan sekitar 200 kali  lebih besar dibandingkan ibu hamil yang dihadapi ibu di negara maju. Tiap tahun terdapat 150 juta ibu hamil di negara berkembang.Sekitar 500.000 diantaranya akan meninggal akibat penyebab kehamilan, dan 50 juta lainya menderita karena kehamilannya mengalami komplikasi (Widyastuti, 2003).

Kematian ibu hamil di Indonesia adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia, selain itu tercakup pula kematian akibat abortus dan partus lama. Sekitar 50% kematian ibu disebabkan oleh penyakit memburuk akibat kehamilan, misalnya penyakit jantung dan infeksi kronis. Keadaan ibu sejak pra hamil dapat mempengaruhi kehamilannya, penyebabnya kematian ibu ini antara lain adalah anemia, kurang energi kronik (KEK) dan keadaan “ 4 terlalu” muda atau tua, sering dan banyak (Prawirohardjo,2003) . Dari suatu penelitian di 12 rumah sakit Pendidikan di Indonesia diketahui Angka kematian ibu berkisar antara 2,5 - 14 per 1000 kelahiran hidup dan diketahui bahwa 94% kematian ibu merupakan akibat langsung dari komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas, dan hanya sekitar 5% disebabkan oleh penyakit lain yang memburuk akibat kehamilan dan persalinan ibu (Sofia Elvi, 2002) .
Menurut SKDI atau (Survey Kesehatan Daerah Indonesia) pada bulan  Juli 2005, AKI masih berkisar 307 per 100.000 kelahiran hidup. Pemerintah berusaha menurunkan  AKI dari 309 per 100.000 kelahiran hidup (SKDI) menjadi 125 per 100.00 pada tahun 2010 (Depkes RI 2010). Bidang bina Yangkes pada tahun 2008 melaporkan terjadinya 487 kasus kematian ibu di Jawa Timur dengan penyebab terbanyak yaitu perdarahan 161 kasus (33,06%), hipertensi dalam kehamilan 121 kasus (24,85%) dan 38 kasus infeksi (7,80%) serta 167 kasus karena sebab lain (34,29%), dengan jumlah perkiraan ibu hamil yang mengalami komplikasi sebanyak 135.256 orang (20% dari sasaran ibu hamil) (Dinkes JawaTimur;2009). Di Ponorogo dari ibu hamil 13.598 yang diperkirakan komplikasi kehamilan sebanyak 2.720 (Dinkes Ponorogo 2011) .
Hasil study pendahuluan dari 10 orang ibu hamil tentang sikap ibu hamil di Puskesmas Babadan Ponorogo ini ternyata masih terdapat 70% (7 orang) ibu hamil yang mempunyai sikap yang kurang baik tentang cara pencegahan komplikasi kehamilan, sedang jumlah ibu hamil yang mempunyai sikap  tentang pencegahan  komplikasi kehamilan yaitu sebanyak 30% (3 orang) .
Faktor komplikasi kehamilan bisa memberikan suatu angka yang sesuai dengan beratnya komplikasi kehamilan seperti faktor resiko sebelum hamil 1) Faktor usia < 15 tahun atau kurang lebih rentang terjadinya pre eklamsi. 2) Wanita yang berusia 35 tahun atau lebih, lebih rentan terhadap tekanan darah tinggi, diabetes atau fibroid di dalam rahim serta lebih rentan terhadap ngagguan persalinan. Diatas 35 tahun komplikasi kehamilan memiliki bayi dengan kelainan kromosom (misalnya Sindroma Down) semakin meningkat. 3) Wanita pada saat tidak hamil memiliki berat badan kurang dari 50 kg lebih rentan melahirkan bayi yang lebih kecil dari usia kehamilan KMK (kecil masa kehamilan). 4) Kenaikan berat badan selama kehamilan kurang dari 7,5 kg rentan melahirkan bayi yang lebih kecil. 5) Seorang wanita yang memiliki tinggi badan kurang dari 1,5 meter, lebih rentan memiliki panggul yang sempit, selain itu wanita tersebut juga memiliki komplikasi kehamilan untuk  mengalami persalinan prematur dan melahirkan bayi yang sangat kecil (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002) .
Setiap wanita hamil menghadapi komplikasi kehamilan yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu , setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 4 kali kunjungan selama periode anternatal : satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu), satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28), dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara 28-36 dan sesudah minggu 36) (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002) .
Dari data diatas peneliti ingin mengetahui seberapa besar sikap ibu hamil untuk mencegah komplikasi kehamilan, untuk itu peneliti melakukan penelitian ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar