ABSTRAK
Fungsi pengendalian intern dalam sistem akuntansi penjualan kredit selalu dikalukan oleh PD. Tunas Aneka Logam. Perusahaan menginginkan pelaksanaan operasional yang teratur dan berkesinambungan. Lebih dari 80% transaksi penjualan pada PD.Tunas Aneka Logam berupa penjualan kredit. Perusahaan menginginkan dalam transaksi penjualan yang terjadi di catat dengan baik dan benar.Dalam proses transaksi tersebut perusahaan membutuhkan system yang baik. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang di angkat adalah: Bagaimana pengendalian intern dalam sistem akuntansi penjualan kredit yang diterapkan di P.D. Tunas Aneka Logam? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengendalian intern dalam sistem akuntansi penjualan kredit yang di terapkan di PD. Tunas Aneka Logam.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kulitatif. Hasil penelitian menjelaskan bahwa di perusahaan ini sudah terdapat sistem pengendalian intern pada sistem penjualan kredit yang cukup baik, akan tetapi masih terdapat beberapa kelemahan. Di antaranya pada fungsi, terjadi kerangkapan jabatan sehingga mengakibatkan kesenjangan informasi, tejadinya pemangkasan prosedur dalam sistem akuntansi penjualan kredit. Sehingga perlu penataan kembali prosedurnya.Dalam dokumen dan catatan akuntansi masih terdapat kekurangan dokumen dan catatan. Sehingga dapat terjadi penyelewengan kekayaan perusahaan, penyelewengan jabatanKata kunci: Sistem pengendalian intern pada penjualan kredit
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha
Milik Daerah maupun Badan usaha Milik Swasta sebagai suatu pelaku ekonomi,
tidak lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Hal ini mempertajam
persaingan-persaingan diantara perusahaan. Agar perusahaan bertahan atau bahkan
berkembang diupayakan penyehatan dan penyempurnaan meliputi peningkatan
produktifitas, efisiensi serta efektifitas pencapaian tujuan perusahaan.
Kebijakan yang ditempuh manajemen antara lain memperbaiki sistem akuntansi dan
meningkatkan pengendalian (HIRO Tygiman, 1997,9).
Dalam perusahaan yang skalanya masih kecil (baru
berdiri) seorang pemilik bisa mengawasi sendiri setiap kegiatan yang terjadi di
dalam perusahaan tersebut. Semakin besar suatu perusahaan semakin banyak tugas
atau kerjaan yang perlu di delegasikan kepada bawahan.
Setiap perusahaan menggunakan sistem akuntansi yang
berbeda dengan sistem akuntansi perusahaan lainnya. Sistem akuntansi perusahaan
dikatakan baik, apabila pengendalian intern dapat di lakukan dengan baik pula,
sehingga kecurangan-kecurangan yang timbul dapat ditekan seminimal mungken.
Dengan demikian pimpinan perusahaan dapat mengendalikan jalannya perusahaan
yang kemiudian akan dapat mencapai tujuan utama perusahaan. Yaitu laba yang
maksimal tanpa mengabaikan kepentingan umum dan norma-norma yang berlaku umum.
Begitu juga dengan sistem penjualan memegang peranan
penting dalam perusahaan, karena hasil penjualan dan penerimaan piutang yang continew
adalah salah satu factor yang
mempengaruhi perputaran pituang dan laba. Bila fungsi penjualan tidak bekerja
dengan baik, maka kelancaran perusahaan akan terganggu. Produk akan menumpuk di
gudang sehingga tidak ada arus kas yang masuk, sedangkan perusahaan membutuhkan
dana yang besar untuk membiayai operasional perusahaan.
Perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain untuk
menarik konsumen dengan melakukan penjualan kredit. Penjualan kredit akan
menimbulkan piutang. Piutang usaha adalah piutang yang timbul dari transaksi
penjualan barang atau jasa dalam kegiatan normal perusahaan (Astuti; 1996:41) .
Piutang merupakan salah satu harta perusahaan, yang nantinya jika di lunasi
akan menjadi penerimaan kas, kas merupakan kelompok aktiva lancar yang paling
mudah terjadi penyelewengan, kesalahan pencatatan dan bisa terjadi piutang yang
tak tertagih. Untuk menghindari hal semacam ini perlu adanya sistem
pengendalian intern, pada sistem
akuntansi penjualan kredit.
Dari sistem yang ada, yaitu sistem penjualan kredit,
penulis tertarik untuk menghubungkan pengendalian intern dan sistem akuntansi
penjualan kredit. Penulis melihat dari sistem tersebut ada hubungan yang saling
terkait antara pengendalian intern, dan sistem akuntansi penjualan kredit. Jika
ketdua system tersebut dapat di jalankan dengan baik maka akan mendukung
kelancaran aktifitas perusahaan.
Fungsi pengendalian intern dalam sistem
akuntansi penjualan kredit selalu dikalukan oleh PD. Tunas Aneka Logam.
Perusahaan menginginkan pelaksanaan operasional yang teratur dan
berkesinambungan. Lebih dari 80% transaksi penjualan pada PD.Tunas Aneka Logam
berupa penjualan kredit. Perusahaan menginginkan dalam transaksi penjualan yang
terjadi di catat dengan baik dan benar. Dalam proses transaksi tersebut
perusahaan membutuhkan system yang baik.
Berdasarkan uraian di atas, Penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian terhadap system pengendalian intern, sistem penjualan
kredit, dan akuntansi piutang pada PD. Tunas Aneka Logam, sehingga penulis
mengambil judul “EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENJUALAN KREDIT DI PERUSAHAAN DAGAN TUNAS
ANEKA LOGAM KLATEN”.
SELENGKAPNYA:
Thank's gan infonya !!!
BalasHapuswww.bisnistiket.co.id
Thank's gan infonya !!!
BalasHapuswww.bisnistiket.co.id